Ilmu Kesejahteraan Sosial merupakan pengetahuan sistematis yang membahas isu kesejahteraan dan upaya-upaya mencapai kesejahteraan. Kemunculan disiplin ini merupakan hasil dari perluasan pokok bahasan bidang pekerjaan sosial
Definisi
Ilmu kesejahteraan sosial adalah
ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran, serta
metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Fokus dan Ruang Lingkup
Bila ilmu kedokteran menekankan pada diagnosis dan penyembuhan, disiplin ini menekankan pada penilaian (‘’assessment’’) dan intervensi sosial. Intervensi
sosial merupakan metode perubahan sosial terencana yang bertujuan
memfungsikan kembali fungsi sosial seseorang, kelompok, maupun
masyarakat. Ilmu kesejahteraan sosial dalam kaitannya dengan intervensi sosial memiliki 3 ruang lingkup , yaitu mikro,mezzo, dan makro. Level
mikro membahas intervensi sosial di tingkat individu, keluarga, dan
kelompok kecil; level mezzo membahas intervensi sosial di tingkat
komunitas; dan level makro membahas intervensi sosial di tingkat
masyarakat yang lebih luas.
Sejarah
Sebelum abad 16
Pada mulanya, usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan oleh kelompok keagamaan. [3] Usaha-usaha kesejahteraan yang dilakukan pada umumnya merupakan pelayanan sosial yang bersifat amal.[4] Sebagaimana yang dituliskan Canda dan Furman dalam bukunya, Keberagaman Agama dalam Praktek Pekerjaan Sosial (Spiritual Diversity in Social Work Practice: The Heart of Helping), bahwa setiap agama (Budha, Hindu, Islam, Konghucu, Kristen, dan Yahudi) memiliki kepercayaan dan nilai dasar yang berimplikasi pada penerapan atau praktik kerja sosial. [5]
Abad 13-18
Pada periode ini pemerintah Inggris mengeluarkan beberapa peraturan perundangan untuk menangani masalah kemiskinan [3] Undang-undang Kemiskinan yang dikeluarkan oleh Ratu Elizabeth (Elizabethan Poor Law)
merupakan salah satu undang-undang yang paling terkenal saat itu.
Undang-undang tersebut dianggap sebagai cikal bakal intervensi
pemerintah terhadap kesejahteraan warga negaranya karena usaha
kesejahteraan sosial sebelumnya lebih banyak dilakukan oleh kelompok
keagamaan, seperti pihak gereja. [3]
Usaha-usaha kesejahteraan sosial pada dasarnya berasal dari nilai-nilai humanitarianisme yang percaya bahwa kondisi kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi. [4] Kemudian muncul kelompok-kelompok (relawan) yang mengupayakan pengembangan usaha kesejahteraan sosial untuk memperbaiki kondisi tersebut. [4] Usaha
kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh relawan yang didasari semangat
filantropis selanjutnya berkembang menjadi lebih terarah dan
terorganisir. [4] Karena
itu, baik di Inggris maupun Amerika, sejarah pekerjaan sosial sangat
terkait dengan para relawan dan organisasi para relawan. [4] Organisasi para relawan inilah yang kemudian mendorong terciptanya beragam usaha kesejahteraan sosial. [4]
Tahun 1869
Organisasi relawan bernama COS (Charity Organization Society) didirikan di London, Inggris. [4] Organisasi
relawan tersebut dikembangkan untuk menggalang dan mengkoordinasikan
bantuan dana dan material dari berbagai gereja serta kurang lebih 100
lembaga amal. [4] Perkembangan organisasi relawan di Inggris berpengaruh pula terhadap perkembangan organisasi relawan di Amerika. [4]
Tahun 1877
COS kemudian di kembangkan di Buffalo, New York. Dalam jangka waktu 10 tahun kemudian, terbentuk 25 organisasi sosial di Amerika Serikat. [4]
Berkembangnya
berbagai COS di Amerika membuat para relawan aktif yang terlibat di
dalamnya merasa perlu suatu pemahaman yang lebih mendalam tentang materi
yang berhubungan dengan perilaku individu, serta permasalahan sosial
dan ekonomi. [4] Oleh karena itu, Mary Richmond, seorang praktisi pekerjaan sosial, berencana untuk mengembangkan Sekolah Pelatihan Filantropi Terapan. [4] Lembaga ini menjadi cikal bakal kelas pekerjaan sosial di New York pada tahun 1898. [4]
Perluasan
pokok bahasan dalam sejarah perkembangan bidang pekerjaan sosial telah
memunculkan suatu kajian kesejahteraan sosial yang lebih luas. [4] Munculnya kajian kesejahteraan sosial ini kemudian mendorong terbentuknya disiplin baru bernama ilmu kesejahteraan sosial. [4]
Pendekatan
Menurut Midgley, terdapat empat pendekatan dalam mengupayakan kesejahteraan sosial :
Filantropi sosial
Filantropi terkait erat dengan upaya-upaya kesejahteraan sosial yang dilakukan para agamawan dan relawan, yakni upaya yang bersifat amal (charity) dimana orang-orang ini menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. [6] Pelaku dari filantropi disebut sebagai filantropis.
Filantropi
sosial bertujuan mempromosikan kesejahteraan sosial dengan mendorong
penyediaan barang pribadi dan pelayanan kepada orang yang membutuhkan [6]. Ada beberapa karakteristik pendekatan filantropi sosial, di antaranya [6]:
- Amal, dimana pendekatan ini tidak memiliki kesinambungan. Artinya, tidak ada lagi interaksi dengan penerima bantuan ketika bantuan selesai diberikan.
- Penerima pasif, menggunakan pandangan bahwa masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka, sehingga dalam penyelenggaraannya tidak melibatkan partisipasi penerima.
- Acak, tidak memiliki metode atau tahapan khusus dalam pelaksanaannya.
- Kemauan, ketergantungan upaya pada kemauan baik dari para donor dan kemauan pemerintah untuk menggunakan uang pembayar pajak demi mendukung kegiatan-kegiatan amal.
Seiring
dengan perkembangan filantropi, filantropi tidak lagi hanya berkaitan
dengan penyediaan bantuan kepada yang membutuhkan. [6] Selama
abad ke-19, ketika kegiatan amal berkembang dengan cepat di Eropa dan
Amerika utara, beberapa pemimpin filantropis berusaha membawa isu reformasi sosial dan peningkatan kondisi sosial. [6] Para
pemimpin, yang sering berhubungan baik dengan anggota kelas menengah
atas, berusaha untuk menggunakan pengaruh mereka untuk menjaring
dukungan dari para pemimpin politik dan bisnis. [6] Mereka
menggunakan koneksi yang mereka miliki untuk membujuk pemerintah agar
memperkenalkan layanan sosial yang baru, membuat undang-undang yang
mencegah eksploitasi dan diskriminasi, atau untuk tindakan perlindungan
terhadap kelompok rentan [6].
Pekerja sosial
Berbeda
dengan pendekatan filantropi, pekerjaan sosial merupakan pendekatan yang
terorganisir untuk mempromosikan kesejahteraan sosial dengan
menggunakan tenaga profesional yang memenuhi syarat untuk menangani masalah sosial. [6] Namun, perkembangan pekerjaan sosial tidak lepas dari perkembangan filantropi. [6] Sejak abad ke-19, pekerjaan sosial telah mengalami pengembangan profesional dan akademik yang cukup pesat dan telah menyebar di seluruh dunia `
Administrasi sosial
Pendekatan administrasi sosial berusaha mempromosikan kesejahteraan sosial dengan menciptakan program sosial pemerintah yang meningkatkan kesejahteraan warga negaranya melalui penyediaan berbagai pelayanan sosial [6]. Pendekatan ini diselenggarakan langsung oleh pemerintah. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah Undang-Undang tentang Kemiskinan yang dikeluarkan oleh Ratu Elizabeth I. [6]
Pembangunan sosial
Pembangunan sosial merupakan
suatu proses perubahan sosial terencana yang dirancang untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat secara utuh, di mana pembangunan ini
dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi. [6]
sumber : klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar